Fetik obat apa?
Fetik adalah obat berbentuk suppositoria yang digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan akibat gangguan sendi seperti osteoarthritis, reumathoid arthritis, gout akut, spondilitis ankilosa. Obat ini juga digunakan untuk kondisi nyeri dan peradangan lain yang membutuhkan obat yang bekerja cepat meredakan nyeri dan peradangan.
Fetik suppositoria mengandung bahan aktif berupa ketoprofen. Turunan asam propionik ini masuk golongan obat anti inflamasi non-steroid (OAINS). Obat jenis ini memiliki kemampuan meredakan nyeri (analgetik), mengurangi peradangan (antiinflamasi) serta efek penurun demam (antipiretik). Penggunaan melalui rektal membuat obat ini lebih cepat diserap tubuh ketimbang obat oral yang perlu dicerna dahulu di pencernaan.
Ringkasan Obat Fetik
Jenis obat | OAINS |
Golongan | Obat keras |
Kandungan | Tiap tablet lunak suppositoria mengandung 100 mg ketoprofen |
Kegunaan | Meredakan nyeri dan peradangan akut maupun kronis pada reumathoid arthritis, osteoarthritis, spondilitis ankilosa, serta gout akut |
Konsumen | Dewasa |
Kehamilan | Kategori C (boleh dengan syarat) |
Produsen | Interbat |
Harga | Rp. 20.000 – 22.000 per suppositoria, per blister isi 5 suppositoria, per box isi 2 blister |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Fetik
Fungsi Fetik dalam tubuh yaitu sebagai anelgetik/pereda nyeri, antiinflamasi/meredakan peradangan serta antipiretik/pernurun panas. Manfaat ini didapat dari kandungan bahan aktifnya yang berupa ketoprofen, senyawa turunan asam propionik yang memiliki efek pereda nyeri, peradangan dan demam.
Ketoprofen dipercaya mampu menghambat produksi enzim siklooksigenase-2 (COX-2), enzim yang berperan dalam pembentukan prostaglandin dalam jalur asam arakidonat. Prostaglandin inilah yang memediasi munculnya gejala inflamasi dan nyeri serta demam. Dengan mengurangi produksi prostaglandin, nyeri dan peradangan dapat dikurangi.
Ketoprofen bersifat unik karena hanya menghambat COX-2 tanpa ikut menghambat COX-1, sehingga memiliki lebih sedikit efek terhadap pencernaan. Dalam bentuk suppositoria yang di masukkan melalui dubur, efek ketoprofen juga akan bekerja lebih cepat meredakan nyeri, peradangan dan demam tanpa perlu memengaruhi saluran pencernaan secara langsung.
Indikasi dan Kegunaan Fetik
Fetik digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan serta demam pada berbagai kondisi, terutama pada gangguan fungsi persendiaan seperti gout akut, osteoarthritis, reumathoid arthritis, serta spondilitis ankilosa.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap aspirin, ibuprofen, ketoprofen atau jenis OAINS lainnya.
- Orang dengan riwayat pendarahan, tukak, dan perforasi saluran cerna yang dipicu pemberian obat jenis OAINS.
- Penderita asma yang sensitif terhadap pemberian aspirin, penderita tukak saluran cerna, gagal jantung berat, dispepsia kronis,
- Orang dengan riwayat wasir.
- Sedang diterapi menggunakan obat pereda nyeri sebelum prosedur baypass jantung.
- Gangguan fungsi ginjal dan hati berat.
- Wanita hamil di trimester ke-3 kehamilan.
Dosis Fetik dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Fetik untuk meredakan nyeri dan peradangan
- Dosis dewasa: 1 kapsul suppositoria 100 mg sekali sehari, digunakan malam hari sebelum tidur. Maksimal penggunaan per hari 200 mg.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini hanya pada area anus, obat tidak boleh ditelan atau dilarutkan.
- Tablet suppositoria sebaiknya digunakan pada posisi tidur miring dengan salah satu lutut di tekuk ke depan. Kemudian buka lapisan pelastik pelindungn obat dan masukkan tablet suppositoria ke dalam dubur kurang lebih 2-3 cm. Diamkan obat selama kurang lebih 10 – 20 menit agar obat mencair dan bisa bekerja maksimal.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai menggunakannya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam.
Efek Samping Fetik
Fetik umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Fetik meliputi:
- Retensi cairan.
- Mengantuk.
- Penglihatan kabur.
- Hiperkalemia.
- Ruam.
- Hipertensi.
- Efek samping yang berpotensi fatal seperti reaksi anafilaksis, stroke, pendarahan saluran cerna, dan hepatotoksisitas.
Efek Overdosis Fetik
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Fetik dapat berupa mengantuk parah, nyeri epigastrik, lesu, mual, muntah, pusing, eksitasi, pingsan, tinnitus, kejang-kejang bahkan hingga koma. Jika kondisi ini terjadi segera konsultasikan ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat mengandung aspirin, ibuprofen, ketoprofen atau jenis OAINS lainnya.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada orang dengan riwayat miningitis aseptik, gagal jantung, retensi cairan, hipertensi, penyakit saluran cerna, edema dan sirosis serta gangguan fungsi ginjal dan hati.
- Perhatian harus diberikan untuk penggunaan pada ibu hamil trimester ke-2 hingga masa menyusui.
- Obat ini tidak boleh digunakan untuk pengobatan jangka panjang.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Fetik untuk ibu hamil?
Bahan aktif Fetik suppositoria berupa ketoprofen digolongkan sebagai obat kategori C untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi bahan aktif obat ini pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaannya harus hati-hati terutama pada trimester 2 kehamilan hingga masa menyusui.
Bolehkah Fetik untuk ibu menyusui?
Bahan aktif Fetik diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui dan berisiko mengganggu kesehatan bayi yang menyusu. Pernah dilaporkan adanya efek gangguan ginjal dan pencernaan pada bayi yang menyusu pada ibu yang mengonsumsi ketoprofen. Oleh karena itu obat ini tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Fetik bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Fetik dengan obat-obat berikut:
- Lithium, digoxin, methotrexate, meningkatkan kadar dan risiko toksisitas dari ketoprofen.
- OAINS, aspirin, kortikosteroid, SSRI, antikoagulan (warfarin, heparin), meningkatkan risiko tukak, perforasi dan pendarahan saluran cerna.
- Cardiac glycosida, meningkatkan risiko eksaserbasi gagal jantung.
- Diuretik, ACE Inhibitor, peningkatan risiko hiperkalemia.
- Siklosporin, tacrolimus, peningkatan risiko nefrotoksisitas.